Sepasang Manusia Gila Mengeja Kerinduan

 

Sepasang Manusia Gila Mengeja Kerinduan


Kini nadi itu tersumbat kenaifan

Jantungnya terdengar degup keraguan

Dalam darahnya terkucur rasa dendam

Kaki yang melangkah tak tahu arah

Tangan merongsok seperti sampah

 

Sepasang manusia gila itu sudah habis

Dipukul oleh kejamnya waktu akhirnya

Dihantam oleh manusia waras

Raganya penuh kecemasan

Hatinya membusuk dan tewas

 

Sepasang manusia gila itu mengingat-ingat

Di mana ada kata kerinduan?

Siapa yang menciptakan?

Untuk apa kerinduan itu?

Apa ada kerinduan untuk manusia gila?

 

Duduk di pintu rumah, ditunggu kedatangannya

Tidur di dekat kompor, menunggu kerinduan untuk memasak

Melamun di dekat mesin cuci, menunggu kerinduan memberikan pakaian kotor

Hei, sepasang manusia gila! Kau begitu jerih payah dan pongah!

 

bodo, tak kunjung ingat

Jiwanya sudah bebal, tak kunjung pulih cepat

Sepasang manusia gila, selalu diam ketika mengeja kerinduan


Mfd, 2020


(Puisi ini pernah dimuat Darwis Foundation lupa tanggalnya hm, tahun 2020) *sekarang Darwis.xyz

Komentar

Postingan Populer