Surat sederhana
Surat Sederhana Untuk Kamu (aku)
Halo, apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak berbincang.
Kukirimkan surat sederhana ini untukmu.
Aku tidak tahu perasaanmu disana ketika membaca ini,
Yang kutahu, kau pasti akan mengingat kembali memori-memori
yang menjadi sebab rasa sakit dan payahmu itu, gapapa kan?
Ah, jangan manja. Tetap baca hingga akhir ya!
Begini,
Aku hanya ingin berterimakasih padamu,
Kamu bisa aku ajak bekerjasama,
Kau belajar menjadi manusia biasa..
Jangan pura-pura lupa yaa...
Kita telah banyak melewati hal-hal yang menakutkan,
Malam-malam itu kau selalu menangis ketakutan
Kau merasa dikejar-kejar banyak orang,
Kau merasa banyak manusia menjelma menjadi hantu,
Aku tidak tahu, yang pasti kau sangat ketakutan..
Aku kasihan padamu, tapi kamu tidak mau dikasihani,,
Katamu, kamu hanya perlu ditemani...
Saat kamu menangis, aku juga ikut menangis
Kamu menangis karena kamu merasa tidak aman
Sedang aku merasa kasihan padamu,
Aku tak berdaya melihatmu tak berdaya
Aku sakit melihatmu sakit
Aku hancur melihatmu hancur
Terimakasih telah mencoba menerima kesalahanmu...
Aku mengira kamu adalah manusia gila,
Tapi, sebelum aku mengira-ngira kamu sudah mengakui
bahwa kamu adalah manusia bodoh, gila, dan tak bermakna
Kamu mengaku manusia yang jauh dari Tuhan, dan dekat dengan iblis..
Kamu mengumpat terus menerus,
Katamu kamu sedang tersesat, hanya membawa kesalahan, kesalahan, dan kesalahan
Buta dan tidak tahu arah pulang.
Ah, Tai!
Kamu ini siapa!!
Seberapa dalam kesalahanmu? Apa kesalahan yang kau perbuat, Nona?
Berlayar sejauh mana kamu? sampai-sampai tidak tahu arah pulang?
Aku bisa apa? aku bisa membantu kamu apa?
Kesalahan tinggal cerita,
Aku meyakinkanmu kala itu, kita tidak bisa menyelam jauh waktu yang telah lalu
Kita tak berdaya, tidak ada cara untuk mengulang, tidak ada cara untuk menghilangkan satu waktu
Aku berhenti bicara, kamu memandangku sangat dalam..
lalu matamu gerimis
Aku memelukmu,
"Kamu kuat, Nona. Badai ini harus kamu lewati! aku ada disebelahmu."
Matamu gerimis deras, dan akhirnya hujan air mata.
Aku masih tak menyangka,
Kamu masih belum bicara tentang kesalahanmu,
Sedalam apa luka mu itu, sampai-sampai mulutmu itu tak mau mengeluarkan titik terang
Kau masih diam seribu bahasa,
Tapi sesenggukanmu kian keras...
Lalu memberikan secarik kertas lusuh, bertuliskan....
Cinta adalah cahaya utuh dari Tuhan, ia tumbuh mekar mewangi dalam batin manusia
Cinta itu menuntun, bukan menuntut
Cinta itu meneduhkan, tanpa paksaan
Dalam perkara cinta, ia memberi tanpa harap kembali
Menanam, tanpa harap memanen
Cinta itu berkompromi, tanpa membeli
Memberi rasa aman, dari cuatan
Menyembuhkan luka, tanpa kata-kata lara
Tulus, tanpa dagang rasa serta hidup suci tak terhingga
Saat itu aku mulai paham walau masih gamang
Aku memelukmu erat,
Lama..
Dan,
Aku berbisik padamu
"Jalan terus ya, walau kita tidak tahu hidup ini ujung nya dimana"
Terimakasih ya,
Hingga kini..
Kamu masih terus berjalan,
Kamu sering memeluk dirimu sendiri
Kamu meyakinkan dirimu bahwa hidup ini ialah perjalanan panjang
Sedihmu itu bumbu
Payahmu itu aroma syahdu
Kamu kuat,
Hidup menjanjikanmu bahagia
Tapi dengan proses
Di awal, kamu akan beratus-ratus kali dibentuk
Di tempa dengan cara hebat
Dan Kamu akan menjadi kuat, taat, dan hebat
Tuhan menuntunmu
Terimakasih, sejauh ini kamu terpantau bergerak
Jangan ragu, ya.
Jangan lupa istirahat
Kamu bukan manusia kutukan
Tuhan menyelimutimu
Berdoa lah selalu
Berdiri tegak ya, jangan terus menunduk takut
Tanganku menggenggammu, walau dari jauh
Kamu bisa menelusuri rimba hidup ini
Waktu yang akan menyembuhkanmu
Di depan, ada sesosok Tuan yang akan menemanimu
Ia sama juga denganmu, sedang menyembuhkan diri
Jangan terus merasa patah ya,
bersedih boleh, secukupnya saja.......
Hidup terus bergulir tanpa aba-aba..
Salam sayang, Nona.
Kamu adalah Aku
Nona adalah Aku
Aku adalah Aku
Yang sedang belajar menjadi Aku
Aku adalah manusia gila itu
Manusia gila yang sedang melarungi rimba hidup
Sakitmu yang kuucap itu sakitku
Kesalahanmu itu kesalahanku,
Surat dariku, untuk diriku
Dan, waktuku tak lama
Semoga bisa bermakna.
Semesta, ayo berpelukan. {}
Komentar
Posting Komentar